Prodi Pendidikan Tata Boga Gelar FGD untuk Revitalisasi Kurikulum 2025

Dalam rangka revitalisasi kurikulum 2025, Program Studi Pendidikan Tata Boga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta (FT UNY) menggelar Focus Group Discussion (FGD) pada Kamis, 13 Maret 2025. Acara yang berlangsung di Ruang Sidang Gedung KPLT Lantai 2 FT UNY ini menghadirkan berbagai stakeholder guna memberikan masukan strategis terkait pengembangan kurikulum yang lebih relevan dengan kebutuhan industri dan pendidikan vokasi.

Diskusi yang dimoderatori oleh Prof. Dr. Kokom Komariah, M.Pd. ini menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten di bidangnya, antara lain:

  • Hj. Sri Wahyuni Dewi, S.E., M.M. (Ketua Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia - PPJI DIY, diwakili oleh Ir. Sumartoyo)

  • Any Rochana Basjir, S.K.M., S.Tr.Gz. (Kepala Instalasi Gizi RS Pratama Yogyakarta)

  • Didik Priyo DK, S.Pd. (Operational Director PT. Akademi Butler Indonesia)

  • Arifatun, A.Md. (Chef KOL Indomilk, Van Houten Professional & Morin Foods)

  • Dra. Meiyun Wihadiyati, M.Pd. (Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Pandak)

  • Nurul Khasanah Wahyuningtyas, S.Pd.T. (Ketua Konsentrasi Keahlian Kuliner SMKN 1 Kalasan)

  • Ani Syafa’atun, M.Pd. (Manajer Sekolah Kuliner Budi Mulia Dua)

  • Muhammad Satria Dwi Hadinata (Pastry Chef Sahid Raya Hotel & Convention Yogyakarta)

  • Epri (Marketing & Sales Sadasa Catering)

  • Hilda Arista, S.Pd. (Manajer Warung Makan Sop Iga dan Ingkung Mbah Geol)

Masukan dari Stakeholder Dalam FGD ini, berbagai masukan diberikan oleh para stakeholder untuk meningkatkan kualitas lulusan Prodi Pendidikan Tata Boga.

1. Kebutuhan Industri dan Kompetensi Lulusan
Pak Didik Priyo menekankan bahwa lulusan harus memiliki keterampilan dalam mengolah makanan secara manual serta memiliki pemahaman yang baik tentang sanitasi dan keselamatan kerja (K3). Selain itu, kemampuan komunikasi, termasuk menarasikan produk dan menghadapi tamu penting, menjadi aspek yang harus diperhatikan dalam kurikulum.

Senada dengan itu, Pak Epri menambahkan pentingnya keberanian mahasiswa dalam melakukan demonstrasi memasak di depan tamu, inovasi produk baru, dan teknik memasak yang tepat. Ia juga menyarankan agar magang diperpanjang hingga 3-6 bulan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman yang lebih mendalam di industri.

2. Integrasi Kurikulum dengan Kebutuhan Pendidikan dan Industri
Dra. Meiyun Wihadiyati menyampaikan bahwa ada beberapa mata pelajaran di SMK yang bisa disinkronkan dengan kurikulum Tata Boga UNY, terutama dalam pengolahan nabati dan hewani. Namun, mahasiswa masih mengalami kesulitan dalam mata kuliah pengendalian mutu hasil pertanian dan mutu pangan karena belum linear dalam kurikulum.

Pak Sumartoyo dari PPJI menekankan pentingnya lulusan boga untuk memiliki kemampuan sebagai konsultan makanan. Selain itu, pemahaman tentang makanan lokal sebagai bagian dari jamuan internasional perlu dikuatkan, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dalam sistem manajemen dan pengelolaan food waste.

3. Pengembangan Kompetensi Tambahan
Bu Arifatun menyoroti kebutuhan industri akan tenaga ahli di bidang R&D (Research and Development) untuk pengembangan produk baru, food styling, dan technical chef. Oleh karena itu, kompetensi dalam food cost management, public speaking, dan bahasa Inggris aktif harus diperkuat.

Bu Nurul Khasanah menambahkan bahwa tenaga pendidik di bidang kuliner harus mampu memberikan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, serta menguasai tren kuliner terbaru. Ia juga menyarankan agar mata kuliah barista diajarkan mengingat bidang ini semakin berkembang di SMK.

Sementara itu, Any Rochana Basjir menekankan pentingnya kemampuan manajemen berbasis IT, perencanaan menu, serta pemahaman ilmu gizi dalam pengembangan kurikulum.

4. Pelatihan dan Kewirausahaan
Ani Syafa’atun menyoroti pentingnya penguatan kemampuan dalam pendidikan nonformal dan pelatihan masyarakat. Lulusan harus mampu menyusun program pelatihan yang bermanfaat dan bernilai jual di platform digital. Selain itu, kemampuan branding, produksi konten menarik, serta keterampilan dalam adaptasi lingkungan dan kerja tim sangat diperlukan.

Kesimpulan dan Tindak Lanjut
FGD ini menghasilkan berbagai rekomendasi strategis untuk memperbarui kurikulum agar lebih sesuai dengan kebutuhan industri dan pendidikan vokasi. Dengan adanya masukan dari para stakeholder, Prodi Pendidikan Tata Boga FT UNY berkomitmen untuk menyusun kurikulum yang adaptif dan inovatif guna mencetak lulusan yang kompetitif dan siap bersaing di dunia industri maupun pendidikan.

Acara ini menjadi langkah awal dalam proses penyusunan kurikulum yang lebih baik, dengan mengakomodasi kebutuhan industri serta tren terbaru dalam dunia kuliner dan tata boga. Harapannya, lulusan Prodi Pendidikan Tata Boga UNY dapat menjadi tenaga kerja yang profesional, inovatif, dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun internasional.

Link Undangan: https://drive.google.com/file/d/1q8-_sRJpxoNWebXjiBWCQkCwwVh97RqB/view?u...
Link Foto kegiatan: https://drive.google.com/drive/folders/1-LW8tbvgTLq4-EG32dPeCOQ1AgKetWP6