PELATIHAN PEMBUATAN ALAT PENILAIAN MATA PELAJARAN PRAKTIK MASAK BAGI GURU SMK TATA BOGA

Yogyakarta, 9 Agustus 2024 – Dalam era yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat, kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi keterampilan esensial yang harus dimiliki oleh mahasiswa. Tuntutan dunia kerja yang terus berubah memerlukan individu yang mampu beradaptasi serta menyelesaikan masalah secara cepat dan tepat. Hal ini menjadi perhatian khusus bagi Pendidikan Tata Boga UNY, yang menyadari bahwa pembelajaran praktik memasak yang selama ini hanya berfokus pada keterampilan teknis, kini perlu ditambah dengan latihan yang mampu mengasah kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Sejumlah permasalahan ditemukan pada calon guru dan peserta Pendidikan Profesi Guru (PPG). Pertama, masih banyak guru yang mengajar hanya berdasarkan elemen kompetensi dasar tanpa inovasi, dengan materi yang hanya diambil dari buku teks. Kedua, pemilihan materi kurang kontekstual dengan kebutuhan peserta didik. Ketiga, materi yang diajarkan sering kali kurang relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Terakhir, soal-soal ujian yang diberikan sebagian besar hanya mengukur kemampuan kognitif tingkat rendah seperti mengingat (C1), memahami (C2), dan menerapkan (C3), sementara kemampuan analisis (C4), evaluasi (C5), dan sintesis (C6) yang mendasari berpikir kritis dan kreatif jarang diujikan dalam pembelajaran praktik.

Untuk menjawab tantangan ini, Tim Pengabdi Tata Boga UNY mengadakan pelatihan penyusunan perangkat penilaian pembelajaran praktik yang dirancang untuk menuntut siswa menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Pelatihan ini diikuti oleh 120 guru SMK dari berbagai daerah serta dosen Tata Boga, dan diselenggarakan secara hybrid di Saudah Lestari Rasa. Materi pelatihan mencakup implementasi Merdeka Belajar dalam praktik memasak, strategi pembelajaran praktik yang merdeka, penilaian HOTS (Higher Order Thinking Skills) dalam pembelajaran praktik, serta penyusunan rubrik penilaian praktik, dengan total waktu pelatihan setara 32 jam.

Selama pelatihan, kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran praktik memasak diukur menggunakan tes objektif dan tes kinerja. Tes objektif menggunakan model pilihan ganda dua jenjang, yang mengharuskan peserta memilih jawaban yang benar dan menjelaskan alasan di balik pilihan tersebut. Sementara itu, tes kinerja dinilai melalui rubrik penilaian yang mencakup analisis kritis terhadap resep, evaluasi mutu bahan makanan, analisis bumbu, serta saran memasak berdasarkan pengalaman.

Kemampuan berpikir kreatif dinilai dari berbagai aspek, seperti keaslian rencana praktikum, pengembangan resep, penentuan judul masakan sesuai tema, desain penyajian atau plating, dokumentasi praktik dalam bentuk foto atau video, serta penggunaan teknologi informasi terbaru dalam penulisan laporan.

Pelatihan ini mendapatkan sambutan positif dari peserta. Sebanyak 81,3% menyatakan bahwa pelatihan ini sangat dibutuhkan untuk pengembangan diri mereka, dan 78,1% menilai materi pelatihan sangat relevan untuk diterapkan dalam pembelajaran. Seluruh peserta berencana untuk mengimplementasikan hasil pelatihan ini dalam kegiatan pembelajaran dan penelitian tindakan kelas mereka.

Dengan pelatihan ini, diharapkan para guru SMK Tata Boga dapat semakin meningkatkan kualitas pembelajaran praktik yang tidak hanya melatih keterampilan teknis, tetapi juga mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang esensial bagi keberhasilan siswa di masa depan.

Dokumentasi: